Sabtu, 23 Juni 2012

HUKUM MEMBACA SAMIA'ALOHU LIMAN HAMIDAH

Pertanyaan
Sering saya jumpai saat sholat berjama'ah, banyak ma'mum yang ketika berdiri dari ruku' menuju (i'tidal) tidak membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN HAMIDAH" melainkan langsung membaca "ROBBANAA WALAKALHAMDU dst..." yang ingin saya tanyakan"
- Apakah membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN HAMIDAH" tetap sunnah bagi ma'mum?
- manakah yang lebih afdhol bagi ma'mum, membaca "SAMI'ALLOHU LIMAN HAMIDAH?Atau langsung "ROBBANAA LAKALHAMDU dst...?
Mohon jawabannya, sekaligus kalau berkenan dengan ibarotnya.
Sebelum nya saya ucapkan syukran ktsiir...!
Jawaban :
Dalam ktb hawi imam mawardi,

وقال أبو حنيفة يختص الإمام بقول سمع الله لمن حمده والمأموم بقول ربنا ولك الحمداستدلالا برواية سمي عن أبي صالح عن أبي هريرة أن رسول الله قال : إذا قال الإمام سمع الله لمن حمده فقولوا اللهم ربنا ولك الحمد
 Artinya:
Menurut syafi'iyah,sunnah dua dua nya membca dua dua nya,Tp lebih afdholnya "sami'allah liman hamidah" itu di pisah dengan rabbana walakalhamdu,,karena alasan intiqal
 Penjelasan yang lain:
Bacaan SAMI'A ALLAAHU LIMAN HAMIDAHU menurut kitab-kitab kalangan SYAFI'IYYAH disunahkan bagi imam, makmum, muballigh ataupun orang yang sedang shalat sendirian...
وَيُسْتَحَبُّ له أَنْ يَرْفَعَ يَدَيْهِ كما سَبَقَ في تَكْبِيرِ الْإِحْرَامِ حين يَرْفَعُ رَأْسَهُ من الرُّكُوعِ بِأَنْ يَكُونَ ابْتِدَاءُ رَفْعِهِمَا مع ابْتِدَاءِ رَفْعِهِ قَائِلًا في ارْتِفَاعِهِ لِلِاعْتِدَالِ سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِلِاتِّبَاعِ رَوَاهُ الشَّيْخَانِ مع خَبَرِ صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي وَسَوَاءٌ في ذلك الْإِمَامُ وَغَيْرُهُ وَأَمَّا خَبَرُ إذَا قال سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذلك مع ما عَلِمْتُمُوهُ من سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي مع قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا

“Dan disunahkan mengangkat kedua tangannya seperti saat takbiratul ihram saat ia mengangkat kepalanya dari ruku', dalam artian awal mengangkat kedua tangannya berbarengan dengan awal mengangkat kepalanya seraya membaca "samiallohuliman hamidah" berdasarkan itba’ Nabi pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat shalatku".Ketentuan diatas sama bagi seorang imam dan lainnya (makmum, orang yang shalat sendirian).
Sedang hadits ‘bila imam membaca "samiallohu liman hamidah" maka ucapkanlah oleh kalian Rabbana laka hamdu" artinya adalah ucapkanlah "rabbana lakal hamdu" bersama dengan ucapan yang telah kalian ketahui yakni "samiallohu liman hamidah" sebab para sahabat telah mengetahui bacaan "samiallohu liman hamidah" dari shalat yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah ta'ssy secara mutlak”
Asna al-Mathoolib I/158
ويجهر الامام بسمع الله لمن حمده، ويسر بربنا لك الحمد ويسر غيره بهما.نعم المبلغ يجهر بما يجهر به الامام ويسر بما يسر به كما قاله في المجموع لانه ناقل

“Dan bagi imam bacalah dengan keras bacaan "samiallohuliman hamidah" dan bacalah dengan pelan bacaan rabbana lakal hamdu , sedang bagi selain imam (makmum, orang yang shalat sendirian) bacalah pelan keduanya”Hanya saja bagi seorang muballigh (perantara bacaan imam) bacalah keras bacaan yang dikeraskan imam dan bacalah pelan bacaan yang dipelankan oleh imam sebagaimana yang diterangkan dalam kitab al-majmuu’ karena kedudukannya sebagai pemindah bacaan dari imam”.
Al-Iqnaa I/133
ثم يرفع من ركوعه قائلا سمع الله لمن حمده ويرفع يديه حذم منكبيه فإذا اعتدل قائما قال ربنا لك الحمد ملء السموات وملء الأرض ما شئت من شيء اماما كان أو مأموما أو منفردا

Kemudian bangkitlah ia dari rukukmya seraya mengucapkan samiallohu liman hamidah dan angkatlah kedua tangaanya selaras dengan kedua bahunya, kemudian saat ia telah tegak nerdiri ucapkan Rabbana lakal hamdu milussamawati wamin uma syi'ta min say'in ba'du baik ia seorang imam, makmum ataupun shalat sendiri”.
Iqnaa Li al-Mawardy I/39
( و ) يسن لكل مصل ( التكبير للانتقال من ركن إلى آخر....( إلا في الاعتدال ) ولو لثاني قيام الكسوف ( فيقول ) إماما كان أو منفردا أو مأموما مبلغا أو غيره ( سمع الله لمن حمده ) للاتباع أي تقبل الله منه حمده ويحصل أصل السنة بقوله من حمد الله سمعه
“Disunahkan bagi setiap orang yang shalat membaca takbir pada perpindahan gerakan-gerakan yang terdapat pada satu rukun shalat pada gerakan lainnya......Kecuali saat ia i’tidal meskipun pada saat berdiri yang kedua sewaktu shalat gerhana, maka ucapkanlah samiallohu liman hamidah baik ia seorang imam, shalat sendirian, makmum, muballigh ataupun lainnya berdasarkan itba’ pada nabi dengan hadits “semoga Allah mendengar pujian darinya”.Dan kesunahan terdapatkan juga dengan membaca man hamidahu allohu samia'ahu“.
Al-Minhaj al-Qawiim I/201
Wallaahu A'lamu Bis showaab
>> jawaban yang lain:
وَأَمَّا خَبَرُ إذَا قال سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَك الْحَمْدُ فَمَعْنَاهُ قُولُوا ذلك مع ما عَلِمْتُمُوهُ من سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ لِعِلْمِهِمْ بِقَوْلِهِ صَلُّوا كما رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي مع قَاعِدَةِ التَّأَسِّي بِهِ مُطْلَقًا
Artinya :
Sedang hadits ‘bila imam membaca samiallohu liman hamidah maka ucapkanlah oleh kalian rabbana lakal hamdu artinya adalah ucapkanlah  "rabbana lakal hamdu bersama dengan ucapan yang telah kalian ketahui yakni samiallohuiman hamidah sebab para sahabat telah mengetahui bacaan samialallahu liman hamidah dari shalat yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak”
fokus : sebab para sahabat telah mengetahui bacaan samiallohuliman hamidah dari shalat yang dikerjakan oleh nabi dengan kaidah taassy secara mutlak
la'allashshawaab:sebab para sahabat telah mengetahui (bacaan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) dengan sabda beliau SHALLUU KAMAA RA`ATUMUUNII USHALLII (shalatlah kamu sebagaimana kamu mengetahui aku shalat) serta kaidah TA`ASSII (menjadikan beliau sebagai uswah) secara mutlak
Wallaahu A'lam

sumber : PISS KTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar